Aku bukan orang yang suci. Aku pernah salah, bahkan sering aku melakukan kesalahan. Lalu kenapa dia harus menganggapku telah merasa jijik dengannya? Ini semua hanya masalah bagaimana aku menjaga perasaanku sendiri dan aku yakin, banyak dari mereka yang memiliki permasalahan yang sama sepertiku akan melakukan hal yang sama. Mencoba untuk tidak kembali teringat akan lukaku.
Aku sudah mencoba tuk melupakannya. Semua yang hanya akan menyakitkan kembali. Aku, kamu dan dirinya. Aku ikhlas. Aku sungguh ikhlas kau yang saat ini dengannya, walau pun sebenarnya masih tahap.
Aku yang selama ini berusaha untuk ada. Aku yang banyak berharap.
Lucu! Di luar kamarku begitu ramai dengan cakap mereka yang berusaha menasehati salah satu dari mereka yang sedang patah hati, walau dengan sedikit ejekan. Bahkan ibu kostku ikut campur tangan dalam masalah hati itu, aku di kamar ini merasa sedikit tersinggung.
Mereka mungkin bisa dengan mudah mengatakan bahwa ditinggalkan orang yang kita sayangi tak harus bersedih, di luar sana masih banyak orang lain yang ternyata lebih menyayangi kita. Itu semua karena mereka yang bicara seperti itu tidak sedang merasakannya. Walaupun pernah merasa kehilangan, tapi untuk bisa berkata seperti itu aku yakin karena mereka tidak sedang merasakan apa yang sedang ku hadapi.
Aku lebih senang dengan penggalan cerita dari buku yang seminggu ini belum sampai aku menyelesaikannya. Bukan karena malas untuk membacanya, tapi untuk menyelesaikan satu judul cerita saja di buku dengan 248 halaman itu aku selalu tertunda-tunda karena ada saja yang menggangguku. Di penggalan cerita itu menceritakan bagaimana seseorang bimbang dengan perasaannya sendiri yang mulai menyukai seseorang wlau pun dirinya telah memiliki seorang kekasih. Sebuah alasan yang tepat. Tepat karena apa yang ia bingungkan juga sama dengan apa yang menjadi awal dari permasalahanku saat ini.
Memiliki seorang kekasih dan telah menjalani hubungan yang dimiliki dengan waktu yang tak sebentar, kadang kita merasa jenuh dengan hubungan itu sendiri. Bukan berarti tak ada lagi perasaan sayang tapi terkadang kita tak hanya membutuhkan orang yang dapat mengerti dan menyayangi kita, tapi juga seseorang yang mampu memahami dan merasakan ap yang kita rasakan saati itu.
Lalu..apakah salah jika kita mulai menyukai seseorang yang mampu mengerti kita? Apa aku salah telah menyukainya saat itu? Apakah aku salah dengan semua yang membuatku sampai saat ini menyayanginya..??
Selasa, 10 Januari 2012
Telah lama aku bertahan
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi..
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi..
Raisa_Apalah (arti menunggu)
Langganan:
Postingan (Atom)