Minggu, 03 Juni 2012

Kenapa Harus Susu?


Ini adalah, kali pertama aku  mencoba untuk kembali meminumnya. Susu. Setelah beberapa tahun aku menghindari minuman berkalsium ini, malam ini aku berusaha untuk bisa meminumnya. Satu hari satu malam aku terus berusaha menghilangkan rasa benciku terhadap minuman yang sebenarnya kaya akan kalsium tersebut. Untuk menghargai pemberiannya, malam ini aku berusaha melawan rasa benciku sendiri terhadap susu untuk bisa meminumnya.
Beberapa hari ini, memang kesehatanku menurun. Sejak awal bulan aku merasa radang tenggorokanku kembali kambuh, akibatnya pagi hari saat bangun tidur tenggorokanku selalu terasa sakit dan badanku  pun demam di malam hari. Dia tahu dengan kesehatanku yang kurang baik ini, akhirnya kemarin siang dia datang menjengukku.
Niatnya sangat baik dan ternyata begitu  memperhatikan keadaanku  lebih dari diriku sendiri. Awalnya aku pikir hanya untuk berkunjung biasa, ternyata tidak. Dia datang dengan membawakan ku roti tawar, obat penurun panas dan..susu. Satu hal yang sebenarnya aku ingin protes, kenapa harus susu..??
Aku tahu, mungkin dia tidak begitu mengenalku. Selama ini kita memang dekat tapi tidak cukup dekat untuk bisa saling mengerti. Termasuk mengenai aku yang selama ini tidak sukadengan susu. Karena niatnya baik, akhirnya aku yang mencoba untuk mengalah. Tadi malam, malam harinya setelah sekian lama aku memandangi satu botol susu besar yang hanya aku letakkan di atas meja belajarku tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk menyimpannya dalam lemari es saja terlebih dulu. Harapanku mungkin dengan keadaan susu yang dingin tidak akan membuatnya terasa amis dan aku bisa meminumnya.
Satu botol besar susu putih siap minum! Teman satu kostku bahkan menertawakanku. “Yakin loe mau minum tuh, susu? Gue aja yang doyan kalau harus minum tuh susu segitu banyaknya apalagi susu putih, euhh..mikir-mikir dulu deh! Apalagi loe yang nggak pernah doyan!,” ucapnya sinis.  Apa yang diatakan teman kostku itu memang benar, apa aku yakin bisa meminumnya? Aku kembali melirik sebotol susu yang baru saja aku letakkan di pintu lemari es. Entahlah..
Aku tak begitu mengerti sebenarnya kenapa aku sangat membenci minuman tersebut, padahal sewaktu kecil aku begitu menyukainya. Lambat laun semakin beranjak dewasa aku malah mulai membencinya. Rasa amis susu saat meminumnya, aku benci. Dan..rasanya lucu saja, malam ini aku begitu berusaha untuk bisa kembali meminumnya. Sebelumnya, ketika aku masih duduk di kelas satu SMA aku sempat merasakan hal yang sama seperti malam ini. Mencoba untuk mengkonsumsi makanan yang biasa aku benci. Roti.
Entah roti dalam bentuk apa saja dan macam apa saja, dulu aku benar-benar tak menyukai makanan berprotein itu. Namun setelah ada ‘someone special’ yang sempat datang menjengukku dipondok tempat aku bersekolah dulu semua jadi berubah. Dia datang menjengukku dengan membawakanku dua bungkus roti yang berisi keju dan cokelat, mau tak mau karena memang itu sebuah pemberian akhirnya aku pun mencoba untuk bisa memakannya. Ajaib! Juga karena sebuah pemberian walaupun aku tak begitu menyukainya, aku bahkan tak menginginkan orang lain untuk ikut memakannya. Setelah itu aku pun jadi menyukai roti.
Akhirnya, aku pun meminumnya. Mmm..tidak begitu buruk. Rasanya mirip seperti keju. Mungkin karena ini susu full cream, jadi rasanya pun tidak begitu manis dan amis. Lumayan lahh.. untuk aku sebagai pemula yang mencoba untuk bisa meminum susu. Hahhaaa..!! Benar-benar di luar kebiasaan seorang Ayu! Bahkan saat aku menuliskan hal ini, aku pun mencoba untuk belajar menikmatinya. Menulis, dengan sesekali meminumnya. Susu.
Kenapa harus susu..?? Mungkin ini saatnya aku untuk berdamai dengan minuman sehat ini, entah sampai kapan. Hahhaaa..
Lalu, apa aku akan mengatakan hal yang sebenarnya tentang semua ini kepadanya? Tentang aku yang sebenarnya tak menyukai susu. Tentang aku yang begitu berusaha untuk bisa meminumnya? Mungkin tidak. Biarkan sejalan dengan dia mengenalku, dia akan mengerti tentang apa yang aku sukai dan apa yang tidak aku sukai.