Minggu, 17 Juni 2012

Sembuh, yaaa..



Sebelumya, aku ingin ucakan terimakasih untuk kedua orang tuaku yang saat ini mengerti dengan keadaanku untuk mau pergi menjenguknya. Terlebih untuk ayahku yang selama ini tetap pada pendiriannya yang tidak menyetujui hubunganku dengannya. Sempat sesekali timbul rasa marah dan menyalahkannya, kenapa tidak dari dulu saja kita berdamai dan ia mau menyetujui hubunganku dengannya. Kalau begitu kan mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Menurut kabar yang aku dapat dari keluarganya, ini adalah hari keempat dimana ia belum juga sadarkan diri. Pertama kali aku mendengar berita ini kemarin sore langsung dari ibunya yang menelponku, aku yang saat itu tak tahu apa-apa langsung saja menangis. Pantas saja kemarin satu hari penuh aku mencoba menghubunginya tidak pernah bisa. Nomornya tidak aktif sehari itu. Aku pikir memang hapenya yang mati, karena sebelumnya juga sempat seperti itu. Siapa sangka aku pun tak pernah sekali pun menduga bahwa ia akan kembali kritis.
Aku tak punya pikiran apa-apa selain ingin segera pulang. Aku ingin segera menemuinya langsung dan mengetahui keadaanya yang sebenarnya terjadi.  Tapi aku bingung, masih banyak yang harus aku selesaikan di sini. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan, terlebih untuk semu tugas yang belum aku selesaikan. Walaupun kemungkinan UAS sedikit kali ini, tetap saja tugasku menumpuk sampai nanti selesai UAS.
Aku ingin segera menjenguknya dan ikut langsung merawatnya karena aku sudah berjanji kan datang untuk merawatnya di sana, namun di sisi lain aku juga bingung dengan kewajibanku saat ini. Aku pun tak ingin mengecewakan kedua orang tuaku. Aku tak mau semester ini aku kembali mendapatkan nilai yang buruk. Cukup saat itu saja aku mendapat nilai yang benar-benar buruk, jadi sebisa mungkin aku ingin menyelesaikan semua kewajibanku di sini. Tapi, apa aku terus menerus memikirkannya. Aku sudah tak tega harus menyuruhnya untuk menungguku lebih lama lagi, walaupun hanya satu hari apa lagi satu minggu jika aku memang harus benar-benar menyelesaikan kuliahku.
Rasanya sudah tak ada guna lagi aku berada di sini. Semua pikiranku hanya terus tertuju untuknya. Aku tak pernah bisa lagi untuk fokus. Aku sulit untuk bisa berkonsentasi lagi mengerjakan tugas yang ada. Rasanya, aku berada di sini namun tidak untuk pikiran yang terus tertuju untuknya. Aku ingin segera pulang. Aku ingin segera bisa menemaninya. Aku ingin merawatnya. Aku ingin membuktikan bahwa aku akan ada untuknya. Aku ingin buat dia merasa bahwa aku mengharapkannya. Aku tak mau dia kecewa hanya karena aku yang tak juga hadir untuk bisa merawatnya.
Ayaaaah..mamah sayang ayah. Walaupun selama ini memang mamah selalu buat ayah sedih, mamah yang selama ini nggak pernah mau ngerti pengorbanan ayah buat mamah, mamah yang selama ini nggak pernah anggep kebaikan-kebaikan ayah, mamah yang selama ini selalu buat ayah sedih, mamah janji mamah nggak akan ngecewain ayah lagi kali ini. Mamah janji mamah nggak akan pernah ragu lagi buat hidup dampingin ayah. Biarpun mereka masih terus nggak setuju hubungan kita, tapi mamah percaya omongan ayah benar “Kalau kita benar-benar berusaha untuk tunjukkan mereka hubungan kita serius, lambat laun mereka juga pasti mengerti dan mau menerima hubungan ini”. Mamah percaya itu, yah..mamah yakin. Mamah mau ini semua kita mulai lagi dari awal. Mamah mau perjuangin hubungan kita dari awal, berdua..
Mamah sayang ayah..