Sebelumya,
aku ingin ucakan terimakasih untuk kedua orang tuaku yang saat ini mengerti
dengan keadaanku untuk mau pergi menjenguknya. Terlebih untuk ayahku yang
selama ini tetap pada pendiriannya yang tidak menyetujui hubunganku dengannya.
Sempat sesekali timbul rasa marah dan menyalahkannya, kenapa tidak dari dulu
saja kita berdamai dan ia mau menyetujui hubunganku dengannya. Kalau begitu kan
mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Menurut
kabar yang aku dapat dari keluarganya, ini adalah hari keempat dimana ia belum
juga sadarkan diri. Pertama kali aku mendengar berita ini kemarin sore langsung
dari ibunya yang menelponku, aku yang saat itu tak tahu apa-apa langsung saja
menangis. Pantas saja kemarin satu hari penuh aku mencoba menghubunginya tidak
pernah bisa. Nomornya tidak aktif sehari itu. Aku pikir memang hapenya yang
mati, karena sebelumnya juga sempat seperti itu. Siapa sangka aku pun tak
pernah sekali pun menduga bahwa ia akan kembali kritis.
Aku
tak punya pikiran apa-apa selain ingin segera pulang. Aku ingin segera
menemuinya langsung dan mengetahui keadaanya yang sebenarnya terjadi. Tapi aku bingung, masih banyak yang harus aku
selesaikan di sini. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan, terlebih
untuk semu tugas yang belum aku selesaikan. Walaupun kemungkinan UAS sedikit
kali ini, tetap saja tugasku menumpuk sampai nanti selesai UAS.
Aku
ingin segera menjenguknya dan ikut langsung merawatnya karena aku sudah
berjanji kan datang untuk merawatnya di sana, namun di sisi lain aku juga
bingung dengan kewajibanku saat ini. Aku pun tak ingin mengecewakan kedua orang
tuaku. Aku tak mau semester ini aku kembali mendapatkan nilai yang buruk. Cukup
saat itu saja aku mendapat nilai yang benar-benar buruk, jadi sebisa mungkin
aku ingin menyelesaikan semua kewajibanku di sini. Tapi, apa aku terus menerus
memikirkannya. Aku sudah tak tega harus menyuruhnya untuk menungguku lebih lama
lagi, walaupun hanya satu hari apa lagi satu minggu jika aku memang harus
benar-benar menyelesaikan kuliahku.
Rasanya
sudah tak ada guna lagi aku berada di sini. Semua pikiranku hanya terus tertuju
untuknya. Aku tak pernah bisa lagi untuk fokus. Aku sulit untuk bisa
berkonsentasi lagi mengerjakan tugas yang ada. Rasanya, aku berada di sini
namun tidak untuk pikiran yang terus tertuju untuknya. Aku ingin segera pulang.
Aku ingin segera bisa menemaninya. Aku ingin merawatnya. Aku ingin membuktikan
bahwa aku akan ada untuknya. Aku ingin buat dia merasa bahwa aku mengharapkannya.
Aku tak mau dia kecewa hanya karena aku yang tak juga hadir untuk bisa
merawatnya.
Ayaaaah..mamah sayang
ayah. Walaupun selama ini memang mamah selalu buat ayah sedih, mamah yang
selama ini nggak pernah mau ngerti pengorbanan ayah buat mamah, mamah yang
selama ini nggak pernah anggep kebaikan-kebaikan ayah, mamah yang selama ini
selalu buat ayah sedih, mamah janji mamah nggak akan ngecewain ayah lagi kali
ini. Mamah janji mamah nggak akan pernah ragu lagi buat hidup dampingin ayah.
Biarpun mereka masih terus nggak setuju hubungan kita, tapi mamah percaya
omongan ayah benar “Kalau kita benar-benar berusaha untuk tunjukkan mereka
hubungan kita serius, lambat laun mereka juga pasti mengerti dan mau menerima
hubungan ini”. Mamah percaya itu, yah..mamah yakin. Mamah mau ini semua kita
mulai lagi dari awal. Mamah mau perjuangin hubungan kita dari awal, berdua..
Mamah sayang ayah..