Suka sedih kalau kamu bentak aku terus. Walaupun di keadaan sakit, kamu malah makin nggak bisa kontrol emosimu. Aku sebenarnya ingin untuk bisa setiap harinya datang menjengukkmu, tapi semua menjadi sulit karena sifatmu sendiri.
"Kamu udah dibentak, Yu?"
Hari ketiga aku jenguk kamu dirumah, ayahmu tanya ke aku begitu.
"Bukan pernah lagi Yah, sering"
Ya aku jawab saja seadanya. Aku memang sering kau bentak, terlebih jika apa yang menjadi kemauanmu tak aku turuti. Dan kali ini aku ingin ayah dan ibu tahu, bahwa aku selama ini sudah cukup mampu mengerti sifatmu yang keras itu.
Dulu dan selama ini mungkin aku memang cukup memahami dan memaklumi sifatmu itu, namun tidak untuk kali ini. Kenapa kamu jadi berubah, sih? Di keadaan sakitmu ini kamu malah semakin membuat orang jengkel! Jangankan aku, keluargamu saja sudah sangat kesal dengan kelakuanmu. Kamu menjadi sangat tidak sabar, pembentak, kamu bahkan berani berkata kotor kepada orang tuamu. Pantas saja kamu sering ditampar walaupun dikeadaanmu yang saat ini tidak bisa apa-apa. Kamu sudah sangat keterlaluan!
Hal yang sama juga aku dapat saat aku datang menjengukmu. Kenapa sih kamu jadi berubah pembentak begini? Sebenarnya bayanganku saat menjengukmu untuk bisa lagi bercanda, tapi sekarang aku selalu kau marahi saat aku berusaha untuk melucu. Aku bingung.. Kemana kamu yang dulu? Aku kangen candaan-candaan kita.
Kapan kamu sembuh? Aku benar-benar menantikan kamu yang dulu..