Ibuku sering menasehatiku, “Sebagai anak perempuan, sudah seharusnya kamu belajar urusan dapur. Sering-sering bantu ibu di dapur, biar kalau sudah besar nanti kamu bisa sajiin makanan sendiri buat suamimu”. Pintar mengolah hingga menyajikan makanan untuk orang yang dicintai. Itulah yang sering ibuku katakan. Sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar, yang aku pikir hanya sebuah alasan ibu saja supaya aku mau membantunya di dapur.
Sekarang, aku baru bisa merasakan apa manfaatnya. Walaupun sedikit, aku sudah bisa mengolah beberapa resep makanan. Yaa..minimal makanan kesukaanku terlebih dahulu yang harus bisa aku kuasai. Aku ingin membuat orang yang aku sayangi senang, tapi ternyata cara itu salah.
Aku kira, semua laki-laki mendambakan seorang pendamping yang pandai memasak. Ternyata salah. Tak semua laki-laki senang dengan keberadaan kekasihnya yang pandai dalam urusan dapur. Pernah seseorang menyadarkanku, bahwa tak semua laki-laki bangga dengan memiliki seorang kekasih yang pandai memasak. Padahal, harapanku jauh ingin ia bisa menyukai apa yang aku berikan. Itu salah satu bentuk rasa sayangku. Walau mungkin kau tak pernah menganggap itu semua.