Ini
adalah, kali pertama aku mencoba untuk
kembali meminumnya. Susu. Setelah beberapa tahun aku menghindari minuman
berkalsium ini, malam ini aku berusaha untuk bisa meminumnya. Satu hari satu
malam aku terus berusaha menghilangkan rasa benciku terhadap minuman yang
sebenarnya kaya akan kalsium tersebut. Untuk menghargai pemberiannya, malam ini
aku berusaha melawan rasa benciku sendiri terhadap susu untuk bisa meminumnya.
Beberapa
hari ini, memang kesehatanku menurun. Sejak awal bulan aku merasa radang
tenggorokanku kembali kambuh, akibatnya pagi hari saat bangun tidur
tenggorokanku selalu terasa sakit dan badanku pun demam di malam hari. Dia tahu dengan
kesehatanku yang kurang baik ini, akhirnya kemarin siang dia datang
menjengukku.
Niatnya
sangat baik dan ternyata begitu memperhatikan
keadaanku lebih dari diriku sendiri.
Awalnya aku pikir hanya untuk berkunjung biasa, ternyata tidak. Dia datang
dengan membawakan ku roti tawar, obat penurun panas dan..susu. Satu hal yang
sebenarnya aku ingin protes, kenapa harus susu..??
Aku
tahu, mungkin dia tidak begitu mengenalku. Selama ini kita memang dekat tapi
tidak cukup dekat untuk bisa saling mengerti. Termasuk mengenai aku yang selama
ini tidak sukadengan susu. Karena niatnya baik, akhirnya aku yang mencoba untuk
mengalah. Tadi malam, malam harinya setelah sekian lama aku memandangi satu
botol susu besar yang hanya aku letakkan di atas meja belajarku tersebut,
akhirnya aku memutuskan untuk menyimpannya dalam lemari es saja terlebih dulu. Harapanku
mungkin dengan keadaan susu yang dingin tidak akan membuatnya terasa amis dan
aku bisa meminumnya.
Satu
botol besar susu putih siap minum! Teman satu kostku bahkan menertawakanku.
“Yakin loe mau minum tuh, susu? Gue aja yang doyan kalau harus minum tuh susu
segitu banyaknya apalagi susu putih, euhh..mikir-mikir dulu deh! Apalagi loe
yang nggak pernah doyan!,” ucapnya sinis. Apa yang diatakan teman kostku itu memang
benar, apa aku yakin bisa meminumnya? Aku kembali melirik sebotol susu yang
baru saja aku letakkan di pintu lemari es. Entahlah..
Aku
tak begitu mengerti sebenarnya kenapa aku sangat membenci minuman tersebut,
padahal sewaktu kecil aku begitu menyukainya. Lambat laun semakin beranjak
dewasa aku malah mulai membencinya. Rasa amis susu saat meminumnya, aku benci.
Dan..rasanya lucu saja, malam ini aku begitu berusaha untuk bisa kembali
meminumnya. Sebelumnya, ketika aku masih duduk di kelas satu SMA aku sempat
merasakan hal yang sama seperti malam ini. Mencoba untuk mengkonsumsi makanan yang
biasa aku benci. Roti.
Entah
roti dalam bentuk apa saja dan macam apa saja, dulu aku benar-benar tak
menyukai makanan berprotein itu. Namun setelah ada ‘someone special’ yang sempat datang menjengukku dipondok tempat
aku bersekolah dulu semua jadi berubah. Dia datang menjengukku dengan
membawakanku dua bungkus roti yang berisi keju dan cokelat, mau tak mau karena
memang itu sebuah pemberian akhirnya aku pun mencoba untuk bisa memakannya.
Ajaib! Juga karena sebuah pemberian walaupun aku tak begitu menyukainya, aku
bahkan tak menginginkan orang lain untuk ikut memakannya. Setelah itu aku pun
jadi menyukai roti.
Akhirnya,
aku pun meminumnya. Mmm..tidak begitu buruk. Rasanya mirip seperti keju.
Mungkin karena ini susu full cream, jadi rasanya pun tidak begitu manis dan
amis. Lumayan lahh.. untuk aku sebagai pemula yang mencoba untuk bisa meminum
susu. Hahhaaa..!! Benar-benar di luar kebiasaan seorang Ayu! Bahkan saat aku
menuliskan hal ini, aku pun mencoba untuk belajar menikmatinya. Menulis, dengan
sesekali meminumnya. Susu.
Kenapa
harus susu..?? Mungkin ini saatnya aku untuk berdamai dengan minuman sehat ini,
entah sampai kapan. Hahhaaa..
Lalu,
apa aku akan mengatakan hal yang sebenarnya tentang semua ini kepadanya?
Tentang aku yang sebenarnya tak menyukai susu. Tentang aku yang begitu berusaha
untuk bisa meminumnya? Mungkin tidak. Biarkan sejalan dengan dia mengenalku,
dia akan mengerti tentang apa yang aku sukai dan apa yang tidak aku sukai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar