Selasa, 26 Juni 2012

Sejenak sempatkan diri dalam kebersamaan yang hangat sehangat air kolam pemandian Cangar, Batu-Malang

Sebenarnya awalnya kita berlima, tapi karena teman kita yang satu ngambek akhirnya kita cuma berempat. Nekat berangkat dadakan, nggak tahu mau pakai motor siapa yang penting niat sudah bulat. Hehheee..
Pose: Sehari setelah dinyatakan bebas dari tugas-tugas UAS semester IV, aku dan tiga temanku mengunjungi salahsatu pemandian air hangat yang ada di kota Batu




Senin, 25 Juni 2012

Mencoba untuk maafkan atau tidak pernah sama sekali

Sudah tak asing lagi, jika dalam sebuah hubungan akan ada kesalah pahaman. Perbedaan pendapat serta persepsi yang terkadang menjadi perselisihan yang sedikit mengganggu hubungan kedua-belah pihak. Mungkin begitu juga keadaannya yang ada beberapa hari yang lalu, antara aku dan dia.

Menyadari akan sifat jeleknya tak berarti kita bisa menghindari perselisihan yang bisa datang kapan saja. Tapi pelajaran yang aku dapat hari ini adalah bagaimana kita "memaafkan kesalahan orang lain dan berusaha tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, meski kita pernah disakiti".

Mungkin bagi sebagian orang, memaafkan bisa saja menjadi hal yang sangat sulit dilakukan. Bisa jadi karena malu, gengsi, tidak mau mengalah atau bahkan takut dianggap lemah. Tapi apakah benar seperti itu?

Memaafkan adalah bagaimana kita memberi sebuah ruang di hati. Memberikan kembali tempat di hati, meskipun sakit saat itu yang kita rasakan.

Hari ini, aku mencoba melakukannya. Memaafkan. Bagiku tidak sulit untuk memulainya, asal kita tak pernah kembali mengungkit dan membuka kesalahan-kesalahan yang pernah ada. Yaaa..walau pun terkadang aku harus sedikit berlari.

Saat perselisihan itu datang, aku biasanya hanya akan diam dalam menyikapinya. Mungkin banyak orang kakan merasa dan menganggap aku tak akan pernah mau lagi berteman dengan mereka karena aku yang diam, tapi sebenarnya tidak. 

Terkadang kita membutuhkan waktu untuk dapat menyelesaikannya. Dan bagiku, biasanya aku hanya butuh waktu untuk memikirkan semuanya dari awal. Mencoba untuk memutar balik cerita, memahami keadaan, dan pada akhirnya aku akan memikirkan siapa sebenarnya orang yang salah. Kita tidak bisa selalu menjudge orang lain lah yang salah. Perselisihan ada bisa jadi karena orang lain di sekitar kita, tapi tak jarang pula itu hadir karena kesalahan diri kita sendiri.

Jumat, 22 Juni 2012

Gadis itu..

Pelajaran Hari Ini..

"Mungkin memang aku tak akan bisa denganmu.."

Aku memang mengerti, tapi aku tak paham dengan kelakuanmu. Selama ini kau selalu memberikan perhatian untukku. Bahkan aku rasa lebih jika itu diberikan kepada seseorang yang kamu anggap HANYA sebagai teman. Apa aku saja yang salah mennangkap perhatianmu?

Aku sudah mencoba menanyakan hal ini kepada beberapa temanku, dan mereka setuju denganku.

Sebenarnya bagaimana yang kamu mau? Aku benar-benar mencoba untuk memahaminya selama ini. Tapi sulit! Yang aku tahu hanya saat ini kau merasa senang dengan kesendirianmu. Tapi apa maksud dari apa yang pernah kamu lakukan untukku selama ini?

Kamu tahu? Aku cemburu saat kau yang dulu ternyata sudah tak lagi sendiri. Tapi ya sudah lahh..tak lama aku pun bisa melupakannya. Tapi setelah kau kembali hadir, kamu tahu? Untuk kedua kalinya aku kembali merasakan hal itu. Cemburu.

Ternyata kamu sedang dekat dengan salah satu teman kerjamu. Dan saat itu, kau berusaha untuk memperjelas hubungan kalian berdua di hari ulang tahunnya. Ternyata saat itu kau gagal mendapatkan apa yang kamu inginkan, karena ternyata gadis itu lebih memilih kembali dengan mantan pacarnya dibandingkan harus menjalin hubungan baru denganmu. Tepat di hari ulang tahunnya.

Sore itu, saat aku berkunjung ke kontrakanmu kamu terus saja membicarakan gadis itu. Kamu menceritakan bagaimana usahamu untuk bisa memberikannya surprise di hari ulang tahunnya. Kamu katakan bahwa kau sempat bolos dari jadwal kerjamu hanya untuk membeli kado untuknya dan mempersiapkan segala sesuatu untuk malam harinya.

Sayang, ternyata malam itu justru gadis yang kau tunggu tak langsung pulang ke kostnya sepulang dari jadwal kerja sorenya. Kau katakan, bahwa sampai pukul dua pagi harinya kau tak bisa tidur karena menunggu sms darinya yang menndakan bahwa ia sudah menerima kado yang kau simpan di dalam kamar gadis itu. Bahkan sampai kau tertidur dan terbangun di pagi harinya, tak satu pun tanda darinya.

Kamu tahu? Itu lah saat dimana aku berusaha menahan perasaan cemburuku yang memuncak. Kau terus mengoceh dan membicarakan hal yang sama. Tentang cupcake untuknya, baju yang kau beli untuknya, serta film yang kau buat khusus untuknya dengan foto-fotomu dan kata-kata penuh makna darimu. Sangat romantis menurutku..
 
Namun aku? Aku berusaha menahan perasaan marahku kepada gadis yang sama sekali tidak mengerti perasaan dan usaha yang kamu berikan untuknya. Ia benar-benar gadis bodoh! Ia menyia-nyiakan seseorang sepertimu.

Selasa, 19 Juni 2012

Tidak ada yang harus disombongkan

Pelajaran hari ini..

"Belajar untuk memberikan yang terbaik dan tidak membuat kecewa orang lain"

Tiga atau empat hari sebelumnya, aku mungkin sempat merasa diabaikan oleh salah satu dari temanku. Sakit. Yang pasti aku tak pernah ingin memiliki sifat seperti dia sampai kapan pun karena aku tak ingin membuat orang lain merasakan perasaan yang sama seperti itu.

Aku mungkin di kota ini hidup sendiri. Aku tak tinggal dan hidup di kota Malang ini dengan kedua orang tuaku dan adik laki-lakiku, walaupun aku masih memiliki beberapa sanak saudara disini tapi aku tak mau bergantung dengan orang lain. 

Aku pun bukan berasal dari keluarga yang berada. Keluargaku adalah rantau. Mereka berusaha hidup dan mencari nafkah jauh-jauh dari timur pulau jawa ke ujung kulon pulau jawa. Tak banyak harta yang kami miliki, karena itu kami tak pernah menyombongkan segala sesuatu yang kita miliki atau bahkan hanya sekedar berniat. Mungkin karena status ekonomi keluargaku, ia bisa merendahkanku. Walau pun hanya dengan sebuah sepedah motor milik pacarnya.

Aduuuuhh..please, dehhhh..!!
Hahhaaa..

Terkadang kamu malah yang NORAK!
Sok hidup Mewah!
Makan steak aja bingung nyari sendok
Helooooo..!! Hahhaaa..

Itu lho baru motor cowokmu yang cuma kamu pinjem, baru gitu aja udah bisa bergaya..belagu loeee..!! Maaf-maaf aja yaaa..aku bukannya iri, sirikk atau gimana, aku cuma nggak suka sama caramu!!

Apa maksudnya kamu sembunyi-sembunyi dari aku bilang ke mereka mau ke mall..?? Kamuu nggak mau ngajak aku karena aku nggak ada motor..?? Hadehhhh..Please dehh..


"Nyuuuk, aku kasih tau yaa..sebenernya tuh tadi dia ngajakin kita ke MOG"

"Owhh..iya, yang tadi dia bilang di tangga kan..??"

"Iya. Tadi tuh dia bilang lagi diparkiran, katanya yang ada motor aja kan nggak mungkin juga kalo bonceng tiga" 

"Owhh..jadi maksud dia aku ga usah ikut, gitu? Yauuuudahh..aku juga mau ngapain ke sana"

"Kamu jangan marah ke aku lho, Nyuuk.."

"Ya enggak lahh.. ngapain aku marah ke kamu"

"Aku lho males, boo juga males. Orang semalem kita udah habis belanja"

"Ya udah, bilang aja.. kalau takut dia ngambek turutin aja deh mau dia tuhh.."

"Sumpah.. males! Mau makan aja ngapain coba jau-jauh ke sana"

"Hehhee..iya, sih.. Tapi emang gaya hidup dia kan gitu"

"Ikut nggak yaa.."

"Udah kalian ikut ajaaa..daripada kena jutekan nanti! Abang ma Nimas juga ikut kan mereka?"

"Nggak tau deh.."

"Sumpah dehhh.. jijik banget sih ma gaya dia tuhh!!"

"Anyuuuk jangan marah ke kita, yaa.."

"Iyaaa..nggak! Aku lho bener-bener nggak suka deh sama cara dia, NORAK!! Menghina aku banget sih, mentang mentang aku nggak ada cowok? Atauuu..mentang-mentang aku ngak punya kendaraan sendiri? Lha dia aja baru bisa minjem motor cowoknya. Bangga amat sihh!!"


Maaf, Sist..
Setidaknya kalau memang tidak ingin aku ikut atau tidak ingin mengajakku, jangan begitu lahhh..caranya. Sama aja menghina aku, lhooo.. Silahkan kamu mau maen kemana, ajak siapa, aku nggak pernah bermasalah and ngerasa terganggu. Tapi kalau sudah seperti ini.. Maaf kalau aku membenci sifatmu..!!

Minggu, 17 Juni 2012

Sembuh, yaaa..



Sebelumya, aku ingin ucakan terimakasih untuk kedua orang tuaku yang saat ini mengerti dengan keadaanku untuk mau pergi menjenguknya. Terlebih untuk ayahku yang selama ini tetap pada pendiriannya yang tidak menyetujui hubunganku dengannya. Sempat sesekali timbul rasa marah dan menyalahkannya, kenapa tidak dari dulu saja kita berdamai dan ia mau menyetujui hubunganku dengannya. Kalau begitu kan mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Menurut kabar yang aku dapat dari keluarganya, ini adalah hari keempat dimana ia belum juga sadarkan diri. Pertama kali aku mendengar berita ini kemarin sore langsung dari ibunya yang menelponku, aku yang saat itu tak tahu apa-apa langsung saja menangis. Pantas saja kemarin satu hari penuh aku mencoba menghubunginya tidak pernah bisa. Nomornya tidak aktif sehari itu. Aku pikir memang hapenya yang mati, karena sebelumnya juga sempat seperti itu. Siapa sangka aku pun tak pernah sekali pun menduga bahwa ia akan kembali kritis.
Aku tak punya pikiran apa-apa selain ingin segera pulang. Aku ingin segera menemuinya langsung dan mengetahui keadaanya yang sebenarnya terjadi.  Tapi aku bingung, masih banyak yang harus aku selesaikan di sini. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan, terlebih untuk semu tugas yang belum aku selesaikan. Walaupun kemungkinan UAS sedikit kali ini, tetap saja tugasku menumpuk sampai nanti selesai UAS.
Aku ingin segera menjenguknya dan ikut langsung merawatnya karena aku sudah berjanji kan datang untuk merawatnya di sana, namun di sisi lain aku juga bingung dengan kewajibanku saat ini. Aku pun tak ingin mengecewakan kedua orang tuaku. Aku tak mau semester ini aku kembali mendapatkan nilai yang buruk. Cukup saat itu saja aku mendapat nilai yang benar-benar buruk, jadi sebisa mungkin aku ingin menyelesaikan semua kewajibanku di sini. Tapi, apa aku terus menerus memikirkannya. Aku sudah tak tega harus menyuruhnya untuk menungguku lebih lama lagi, walaupun hanya satu hari apa lagi satu minggu jika aku memang harus benar-benar menyelesaikan kuliahku.
Rasanya sudah tak ada guna lagi aku berada di sini. Semua pikiranku hanya terus tertuju untuknya. Aku tak pernah bisa lagi untuk fokus. Aku sulit untuk bisa berkonsentasi lagi mengerjakan tugas yang ada. Rasanya, aku berada di sini namun tidak untuk pikiran yang terus tertuju untuknya. Aku ingin segera pulang. Aku ingin segera bisa menemaninya. Aku ingin merawatnya. Aku ingin membuktikan bahwa aku akan ada untuknya. Aku ingin buat dia merasa bahwa aku mengharapkannya. Aku tak mau dia kecewa hanya karena aku yang tak juga hadir untuk bisa merawatnya.
Ayaaaah..mamah sayang ayah. Walaupun selama ini memang mamah selalu buat ayah sedih, mamah yang selama ini nggak pernah mau ngerti pengorbanan ayah buat mamah, mamah yang selama ini nggak pernah anggep kebaikan-kebaikan ayah, mamah yang selama ini selalu buat ayah sedih, mamah janji mamah nggak akan ngecewain ayah lagi kali ini. Mamah janji mamah nggak akan pernah ragu lagi buat hidup dampingin ayah. Biarpun mereka masih terus nggak setuju hubungan kita, tapi mamah percaya omongan ayah benar “Kalau kita benar-benar berusaha untuk tunjukkan mereka hubungan kita serius, lambat laun mereka juga pasti mengerti dan mau menerima hubungan ini”. Mamah percaya itu, yah..mamah yakin. Mamah mau ini semua kita mulai lagi dari awal. Mamah mau perjuangin hubungan kita dari awal, berdua..
Mamah sayang ayah..

Jumat, 15 Juni 2012

Lari Untuknya..


Ada saatnya kita harus membuat mereka membenci kita, agar saat tiada nanti tak banyak air mata yang harus mereka buang. Apa aku harus melakukan hal itu? 

Aku mengerti betul bagaimana perasaan itu. Kehilangan. Setiap orang pasti tak pernah ingin mengalaminya karena konsekuensinya yang menurutku sangat menyakitkan. Terlebih saat aku harus kehilangan semua yang aku sayangi.

Seseorang yang terlahir sebagai orang yang sering mengalami kehilangan, seumur hidupnya akan merasa terus takut akan hal itu. Mungkin memang hal yang wajar, tapi apabila itu menjadi suatu yang terus-menerus dan sering. Apakah itu kebetulan dan dapat dianggap sebagai hal yang wajar?

Aku kehilangan seseorang dalam hidupku untuk pertama kalinya saat aku masih SMP. Kecelakaan lalu lintas. Mungkin itu bukan satu-satunya alasan karena sebelumnya juga aku harus merelakannya untuk teman dekatku sendiri. Dua kali. Dua kali aku merelakan seseorang untuk teman dekatku itu, ditambah dengan kepergiannya untuk selamanaya. 

Mungkin akan menjadi sedikit posesif, atau bahkan sangat posesif. Menurutku itu wajar saja setelah apa yang selalu menjadi perasaan yang mengganggunya selama ini. Semua itu ia lakukan hanya karena tak ingin lagi seseorang pergi darinya, tapi mungkin yang ia lakukan salah. Kau merasa tak nyaman dengan keadaan selama ini, bukan..??

Karena itu, mungkin untuk kesekian kalinya lagi-lagi ia harus merelakanmu bahagia dengan pilihanmu. 

Minggu, 03 Juni 2012

Kenapa Harus Susu?


Ini adalah, kali pertama aku  mencoba untuk kembali meminumnya. Susu. Setelah beberapa tahun aku menghindari minuman berkalsium ini, malam ini aku berusaha untuk bisa meminumnya. Satu hari satu malam aku terus berusaha menghilangkan rasa benciku terhadap minuman yang sebenarnya kaya akan kalsium tersebut. Untuk menghargai pemberiannya, malam ini aku berusaha melawan rasa benciku sendiri terhadap susu untuk bisa meminumnya.
Beberapa hari ini, memang kesehatanku menurun. Sejak awal bulan aku merasa radang tenggorokanku kembali kambuh, akibatnya pagi hari saat bangun tidur tenggorokanku selalu terasa sakit dan badanku  pun demam di malam hari. Dia tahu dengan kesehatanku yang kurang baik ini, akhirnya kemarin siang dia datang menjengukku.
Niatnya sangat baik dan ternyata begitu  memperhatikan keadaanku  lebih dari diriku sendiri. Awalnya aku pikir hanya untuk berkunjung biasa, ternyata tidak. Dia datang dengan membawakan ku roti tawar, obat penurun panas dan..susu. Satu hal yang sebenarnya aku ingin protes, kenapa harus susu..??
Aku tahu, mungkin dia tidak begitu mengenalku. Selama ini kita memang dekat tapi tidak cukup dekat untuk bisa saling mengerti. Termasuk mengenai aku yang selama ini tidak sukadengan susu. Karena niatnya baik, akhirnya aku yang mencoba untuk mengalah. Tadi malam, malam harinya setelah sekian lama aku memandangi satu botol susu besar yang hanya aku letakkan di atas meja belajarku tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk menyimpannya dalam lemari es saja terlebih dulu. Harapanku mungkin dengan keadaan susu yang dingin tidak akan membuatnya terasa amis dan aku bisa meminumnya.
Satu botol besar susu putih siap minum! Teman satu kostku bahkan menertawakanku. “Yakin loe mau minum tuh, susu? Gue aja yang doyan kalau harus minum tuh susu segitu banyaknya apalagi susu putih, euhh..mikir-mikir dulu deh! Apalagi loe yang nggak pernah doyan!,” ucapnya sinis.  Apa yang diatakan teman kostku itu memang benar, apa aku yakin bisa meminumnya? Aku kembali melirik sebotol susu yang baru saja aku letakkan di pintu lemari es. Entahlah..
Aku tak begitu mengerti sebenarnya kenapa aku sangat membenci minuman tersebut, padahal sewaktu kecil aku begitu menyukainya. Lambat laun semakin beranjak dewasa aku malah mulai membencinya. Rasa amis susu saat meminumnya, aku benci. Dan..rasanya lucu saja, malam ini aku begitu berusaha untuk bisa kembali meminumnya. Sebelumnya, ketika aku masih duduk di kelas satu SMA aku sempat merasakan hal yang sama seperti malam ini. Mencoba untuk mengkonsumsi makanan yang biasa aku benci. Roti.
Entah roti dalam bentuk apa saja dan macam apa saja, dulu aku benar-benar tak menyukai makanan berprotein itu. Namun setelah ada ‘someone special’ yang sempat datang menjengukku dipondok tempat aku bersekolah dulu semua jadi berubah. Dia datang menjengukku dengan membawakanku dua bungkus roti yang berisi keju dan cokelat, mau tak mau karena memang itu sebuah pemberian akhirnya aku pun mencoba untuk bisa memakannya. Ajaib! Juga karena sebuah pemberian walaupun aku tak begitu menyukainya, aku bahkan tak menginginkan orang lain untuk ikut memakannya. Setelah itu aku pun jadi menyukai roti.
Akhirnya, aku pun meminumnya. Mmm..tidak begitu buruk. Rasanya mirip seperti keju. Mungkin karena ini susu full cream, jadi rasanya pun tidak begitu manis dan amis. Lumayan lahh.. untuk aku sebagai pemula yang mencoba untuk bisa meminum susu. Hahhaaa..!! Benar-benar di luar kebiasaan seorang Ayu! Bahkan saat aku menuliskan hal ini, aku pun mencoba untuk belajar menikmatinya. Menulis, dengan sesekali meminumnya. Susu.
Kenapa harus susu..?? Mungkin ini saatnya aku untuk berdamai dengan minuman sehat ini, entah sampai kapan. Hahhaaa..
Lalu, apa aku akan mengatakan hal yang sebenarnya tentang semua ini kepadanya? Tentang aku yang sebenarnya tak menyukai susu. Tentang aku yang begitu berusaha untuk bisa meminumnya? Mungkin tidak. Biarkan sejalan dengan dia mengenalku, dia akan mengerti tentang apa yang aku sukai dan apa yang tidak aku sukai.