Mereka semua adalah pengurus bagian keamanan di pondok pesantren Daar El Qolam angkatan 35. Ya, angkatan dimana Saya juga ada di dalamnya sebagai pengurus perpustakaan.
Secara tidak sengaja, siang tadi ada salah satu dari mereka yang kembalimenyapaku melalui akun facebookku. Dia termasuk seseorang yang dulu juga sempat dekat denganku, walaupun tak lebih sebagai seorang teman. Karena itulah saya kembali teringat akan memori yang ada selama Saya berada di pondok pesantren, terlebih untuk koordinasi bagian Amen ini.
Kenapa Saya menyebut koordinasi tersebut Amen dan bukan Keamanan? Karena memang sebutan keamanan disana lebih sering disebut amen, dibandingkan dengan asal kalimatnya keamanan.
Pada bagian ini, kurang lebih ada empat atau lima teman laki-laki yang dekat denganku. Sebagian dari mereka mungkin teman yang memang pernah satu kelas denganku, namun sebagian lagi ada juga yang memang dekat secara tidak sengaja. Seperti salah satunya adalah teman yang aku kenal dari kelas sebelah yang saat itu benar-benar tidak disengaja bisa akhirnya berkenalan dengannya.
Dia adalah laki-laki yang berada di pojok sebelah kiri foto. Seorang berbadan gemuk yang dengan bebas merentangkan tangannya. Namanya Nuim Efkar Anadza. Dia anak seorang dosen universitas islam di daerah Tangerang. Ia juga tinggal di daeran Ciputat dengan keluarganya, meskipun salah satu dariorang tuanya berasal dari daerah Petir
Ingat betul dengan namanya?
Hehheee..ya mungkin karena memang sempat dua kali berada dikelas yang sama dengannya, atau mungkin juga karena banyak teman yang dulu menyambung-nyambungkan namaku dengannya.
Maksudnya?
Jadi kalau di kelas, setiap pergantian study, kan sudah pasti ada pengabsenan ulang. Benar begitu? Nahh..seringnya diwaktu para guru mengabsen anak kelas lebih sering iseng dengan nama yang disebutkan satu persatu. Mereka selalu menyambung nama-nama anak laki-laki dengan anak perempuan dan begitu pun sebaliknya.
Nggak ngerti?
Contohnyaaa..
Guru : Fikri..
Anak Kelas : Permatasari..
Anak Kelas : Permatasari..
Guru : Devita..
Anak Kelas : Ruliawan..
Termasuk juga dengan namanya ataupun sebaliknya namaku yang juga dijadikan bahan hiburan mereka.
Guru : Nuim..
Anak kelas : Wulan Sary..
Hahhaaa.. ada saja hal yang dijadikan untuk menghilangkan jenuh di dalam kelas. Salah satunya yamemang seperti itu.
Kembali ke teman-temanku di bagian Amen ini. Selain Nuim si gendut, ada juga sebelahnya Agus. Yaa..kalau tidak salah namanya memang Agus, tapi Saya lupa dengan nama lengkapnya. Hehheee..maklum saja, temanku yang satu ini memang tak pernah ada dalam satu kelas denganku. Saya kenal dengannya mungkin karena ulahku juga yang saat itu iseng.
Jadi ada satu teman perempuanku yang suka dengannya, dia bilang Agus itu seperti artis! Hahhaaa.. katanya sih mirip samaaa..Dimas Beck..!! Memang sihhh..anaknya termasuk tinggi, putih, badannya juga sedikit kurus begitu. Karena si teman perempuanku suka malu-malu tapi mau, akhirnya Saya yang jadi mak comblangnya. Tapi alih-alih karena Saya ketahuan yang selama ini mengiriminya surat yang mengatas namakan teman peremmpuan saya tadi, malah dia cuma mau deket sama aku. Hahhaaa.. ada sajaaa..
Lanjut ke temanku yang lain. Ini ada seorang teman yang sempat satu tahun berada dalam kelas yang sama denganku, sama seperti Nuim waktu itu. Namanya Nana Suryana atau biasanya lebih sering di panggil Nasur. Nasur? Iya, Nasur. Karena memang pada saat itu ada dua nama yang sama dalam satu kelas, yaitu Nana. Nana yang satu Nana Suryana dan yang kedua ada Nana Komarudin. Masing-masing dipanggil Nasur dan Nako, sesuai dengan nama lengkap yang mereka miliki
Jika mengingat namanya, Nana suryana. Itu mengingatkan juga dengan pengalaman konyol yang Saya alami selama berada dalam satu kelas yang sama dengannya dan juga dengan Nuim saat itu. Mungkin kalian sudah ada yang membaca postingan bulan kemarin yang menyinggung pengalaman di pondok. Nasur lah yang saat itu sempat seperti menjadi seorang wasit di dalam kelas hanya karena seseorang berusaha dan meminta Saya untuk menjadi pacarnya. Hahhaaay..
Lupakan pengalaman konyol, sekarang coba kita beralih ke temnku yang selanjutnya. Seorang dengan badan gemuk, melebihi berat badan seorang Nuim Anadza (mungkiiiiinn..). Dia berada dibarisan belakang kedua dari kanan foto. Namanya Faris Fauzi Arif (kalau nggak salah..). Temanku yang satu ini memang satu-satunya teman laki-laki yang ngegemesin! Badannya gemuk, kulitnya putih bersih, dan satu lagi yang bikin seneng suaranya yang merdu. Walaupun sedikit malu-malu jika diminta untuk menyanyi, namun suaranya memang bisa dikatakan bagus.
Jika mengingat namanya, Nana suryana. Itu mengingatkan juga dengan pengalaman konyol yang Saya alami selama berada dalam satu kelas yang sama dengannya dan juga dengan Nuim saat itu. Mungkin kalian sudah ada yang membaca postingan bulan kemarin yang menyinggung pengalaman di pondok. Nasur lah yang saat itu sempat seperti menjadi seorang wasit di dalam kelas hanya karena seseorang berusaha dan meminta Saya untuk menjadi pacarnya. Hahhaaay..
Lupakan pengalaman konyol, sekarang coba kita beralih ke temnku yang selanjutnya. Seorang dengan badan gemuk, melebihi berat badan seorang Nuim Anadza (mungkiiiiinn..). Dia berada dibarisan belakang kedua dari kanan foto. Namanya Faris Fauzi Arif (kalau nggak salah..). Temanku yang satu ini memang satu-satunya teman laki-laki yang ngegemesin! Badannya gemuk, kulitnya putih bersih, dan satu lagi yang bikin seneng suaranya yang merdu. Walaupun sedikit malu-malu jika diminta untuk menyanyi, namun suaranya memang bisa dikatakan bagus.
Doi anak dari pengasuh pondok, jadi dia termasuk keluarga besar pondok itu sendiri. Saya akui, untuk temanku yang satu ini memang benar-benar seseorang yang saya sukai. Sukai dalam artian seorang teman yang mampu membuat saya terhibur. Bisa di bilang saya mungkin penggemarnya, jangan salaaahh..si ayah dari Aa (panggilan akrab Faris) juga seorang yang Saya kagumi, lohh...
Beliau guru yang juga sempat mengajar Saya saat itu. Beliau termasuk sosok yang baik hati sebenarnya, mungkin hanya saja karena tampang yang sedikit keras yang membuat orang berpikir beliau jahat.Padahal tidak. Selama Saya diajar oleh beliau tak sampai ada yang dimarahi. Itu membuktikan bahwasanya selama kita tidak melakukan kesalahan, maka tak perlu ada yang ditakuti terlebih jika berhadapan dengan beliau.
Dan satu lagi teman laki-laki yang juga sempat satu kelas denganku adalah Hasbuy. Seorang yang ada pada barisan depan, ketiga dari sebelah kiri foto. Namanya Hasan, tapi karena banyak teman yang memanggilnya buaya jadilah namanya Hasbuy alias Hasan Buaya. Kata mereka sih dia itupunya kelebihan bibir, makanya dipanggil buaya. Padahal menurutku tidak. Dan bahkan memang benar-benar tidak ada kelebihan yang mereka maksud. Yahhh..mungkin hanya sebagai gurauan mereka saja.
Hasan bisa dikatakan adalah teman yang setidaknya sering mendengarkan ceritaku di kelas saat sela pergantian jam pelajaran berlangsung. Dia sering memberiku solusi atau sekedar nasehat ringan jika aku dalam permasalahan.
Begitulah kiranya. Sebenarnya masih banyak yang ingin diceritakan, tapi ini saja dulu mungkin cukup. Mereka yang tidak disebut dan diceritakan bukan berarti tak mengenalnya. Namun memang disini adalah mereka yang sempat dekat denganku saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar